Kutukan Terminal

Covesia.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan ke Sumatera Barat (Sumbar) dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) pada tanggal 9 Februari 2018 mendatang. Seiring dengan itu, sang presiden juga direncanakan hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan terminal berskala nasional di Anak Aia, Koto Tangah, Padang.

Dengar-dengar sumber dana pembangunan terminal Tipe A itu berasal dari Kementerian Perhubungan RI sebesar Rp79,5 miliar dan ditargetkan siap pada tahun 2019.

Apa yang telah dicapai ini patut disyukuri, karena sudah terlalu lama Kota Padang tidak memiliki terminal untuk angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Semenjak terminal Lintas Andalas berubah menjadi Plaza Andalas di Jalan Pemuda, Padang, dibangunlah penggantinya di Aia Pacah. Tetapi akhirnya terminal tersebut sekarang menjadi kantor Balaikota Padang.

Dalam sejarah terminal di Sumbar, hanya terminal Aua Kuniang di Bukittinggi yang sampai sekarang dapat digunakan sebagaimana fungsinya. Sementara yang lainnya kalau saya tidak salah, berubah fungsi seiring perjalanan waktu.

Sebutlah terminal Aia Pacah di Padang, gagal. Terus terminal Jati di Pariaman, terminal Bukik Surungan di Padang Panjang dan terminal Bareh Solok di Solok. Semuanya boleh dikatakan tidak maksimal dalam peruntukkannya. Seperti ada kutukan saja.

Melihat kondisi tersebut, perlu adanya kajian mendalam agar terminal yang akan dibangun di Anak Aia Koto Tangah yang akan diresmikan oleh Presiden RI Jokowi itu nasibnya tidak sama dengan pembangunan terminal yang sudah-sudah, seperti yang disampaikan di atas. Sebab persoalannya bukan sebatas membangun terminal, habis itu selesai persoalan. Tidak. Sangat kompleks masalahnya.

Seperti terminal Aua Kuniang Bukittinggi bisa eksis karena di sana sekaligus banyak ruko-ruko grosir, sehingga menjadi ramai. Apakah di Padang bisa begitu? Sudah pernah dicoba di Aia Pacah dulu, tapi kandas di tengah jalan.

Kemudian "persaingan" AKDP dengan travel-travel 'liar' termasuk masalah yang harus dipikirkan, di samping angkutan kota yang mau melayani rute ke terminal itu. Dan banyak masalah lainnya yang perlu dicermati.

Jangan sampai dana yang miliaran rupiah untuk pembangunan terminal itu kembali menjadi sia-sia. Kemudian terminal itu kosong melompong, sehingga akhirnya menjadi tempat bagi ternak maupun anak-anak muda yang tidak bertanggungjawab untuk berbuat mesum. Dan prasasti yang ditandatangani oleh Presiden RI Jokowi saat peresmian tinggal puing-puingnya.



Baca berita selengkapnya

Komentar