Kapatoman: Cafe Berbentuk Kapal Bugis di Sianok Agam

Covesia.com - Warga Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam kini punya alternatif baru untuk menikmati keindahan alam sambil menikmati secangkir kopi. Alternatif itu, disuguhkan Cafe Kapatoman, tempat nongkrong baru berbentuk kapal yang berada di Jorong Jambak, Nagari Sianok Anam Suku, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agam.

Suasana dan pemandangan alam yang indah yang dapat dinikmati dari setiap sudut cafe, membuat cafe yang ramai dikunjungi oleh warga Agam dan Bukittinggi sejak beberapa waktu terakhir itu layak untuk dikunjungi.

Cafe Kapatoman dikelola oleh enam bersaudara yang merupakan satu keluarga. Dibangun dengan menggunakan bahan kayu.Ide pembuatan cafe, didasari keinginan untuk memberikan pengalaman baru bagi pengunjung dengan bentuk bangunan, keindahan alam, dan menu yang disuguhkan.

Salah seorang penggelola Cafe Kapatoman, Anil Basya kepada covesia.com, Senin (22/1/2018) mengatakan cafe itu dibangun di atas lahan milik keluarga seluas 1 hektar.

"Dari pada kosong begitu saja, kami sepakat untuk membangun cafe. Bentuk bangunannya seperti kapal Bugis," ujarnya.

Untuk nama cafe, diambil dari nama almarhum ayah mereka 'Toman' dan di depannya diberi tambahan 'Kapa' (kapal) dan menjadi Cafe Kapatoman.

Untuk membangun Cafe Kapatoman, lanjutnya, dibutuhkan biaya sebesar Rp 300 juta dengak ukuran panjang cafe 20 meter, lebar 8 meter dan tinggi anjungan 12 meter.

Untuk fisik pembuatan Kapatoman secara umum dibangun dengan menggunakan bahan kayu dan dibangun dua lantai.

"Dibutuhkan 25 kubik kayu. Kayu yang dipakai merupakan kayu pilihan, seperti jenis Surian, pohon Kelapa sebagai tiang, serta jenis kayu lainnya yang dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama, "jelasnya.

Untuk membangun Kapatoman dibutuhkan waktu pengerjaan kurang lebih satu tahun, dan mulai dikenalkan pada masyarakat pada Desember 2017.

"Tidak sulit untuk memperkenalkan Cafe Kapatoman ini kepada masyarakat, mungkin karena konsepnya kapal jadi sangat mudah dan cepat di ketahui masyarakat luas, "tuturnya.

Disamping itu, Cafe Kapatoman ini juga dijadikan pengunjung untuk berswafoto mengingat lokasi yang indah dan tebing yang ada di lokasi membuat pengunjung betah berlama-lama.

Ia juga menyebutkan sejak dibukanya cafe ini, hampir setiap hari cafe ini selalu ramai pengunjung apalagi ketika hari libur.

Sedangkan untuk menu yang ada di cafe ini tidak jauh berbeda pada cafe pada umumnya, namun ada beberapa menu yang berbeda seperti adanya menu tradisional yang menjadi ciri khas, yakni teh talua tapai, dan untuk makanan ada nasi lamak saka basantan.

"Dan untuk harganya terbilang bersahabat dan terjangkau saku yakni dari harga Rp 8.000 hingga Rp 22.000, " ucapnya.

Untuk mengunjungi Cafe Kapatoman, dari pusat kota Bukittingi bisa dijangkau dengan waktu tempuh 15 menit menggunakan kendaraan.


(deb)



Baca berita selengkapnya

Komentar